Unsur Kebudayaan Banten
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Wilayah Banten terletak di antara 5º7’50”-7º1’11” Lintang Selatan dan 105º1’11”-106º7’12” Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000. Luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.273 desa. Banten juga memiliki banyak unsur-unsur kebudayaan. Nah, disini kita akan membahas unsur-unsur kebudayaan Provinsi Banten tersebut, terus ikuti yaaa!
Unsur Bahasa
Unsur kebudayaan yang pertama adalah bahasa. Bahasa yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat di wilayah Banten antara lain adalah Bahasa Sunda, Bahasa Jawa Banten atau Jawa Serang atau Bebasan, dan juga Bahasa Melayu Tangerang atau Betawi Tangerang serta bahasa kesatuan, Bahasa Indonesia. Dengan Banten yang memiliki 3 macam bahasa daerah membuat Banten dijuluki unik karena dalam satu wilayah memiliki 3 bahasa daerah yang berbeda.
Sistem Pengetahuan
Unsur kebudayaan yang kedua yang akan kita bahas adalah sistem pengetahuan. Sistem pengetahuan di wilayah Banten tergolong efektif karena menurut data BPS angka melek huruf di wilayah Banten temasuk tinggi. Pada tahun 2021 angka nya menyentuh 99,94% yang berarti sistem pendidikan dasar di wilayah Banten efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajaran. Jumlah Lembaga Pendidikan atau sekolah di daerah Banten menurut data BPS pada tahun 2017 berjumlah 532 sekolah dengan 154.814 murid dan 14.351 tenaga pengajar.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Unsur kebudayaan yang selanjutnya kita akan bahas adalah sistem organisasi kemasyarakatan. Yang dimaksud organisasi kemasyarakatan adalah suatu sistem dimana manusia sebagai makhluk sosial berinteraksi dalam atau dengan masyarakat. Sistem organisasi kemasyarakatan di wilayah Banten antara lain adalah Organisasi atau Perkumpulan Pecak Silat, Serikat Pekerja atau Serikat Buruh yang menurut Pergub Nomor 28 tahun 2016 adalah Organisasi yang dibentuk untuk pekerja atau buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Lalu ada juga Sistem Gotong Royong yang hidup pada masyarakat Baduy di Banten, Aktivitas tersebut tercermin dalam tradisi nyambungan, yakni kebiasaan masyarakat Baduy mengirim atau menyumbang sesuatu kepada warga yang sedang menyelenggarakan hajatan atau pesta dengan sistem timbal balik (resiprositas) ada juga tradisi liliuran, yakni kebiasaan masyarakat Baduy yang lebih mengarah pada arisan tenaga untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan dan juga tradisi dugdug rempug, yakni kegiatan gotong-royong yang dilandasi keinginan spontanitas untuk membantu dan menolong pihak-pihak yang membutuhkan bantuan dan pertolongan mereka. Lalu ada BPPKB Banten, dan juga Organisasi Mathla’ul Anwar (MA) yang merupakan organisasi massa Islam di Banten, organisasi ini didirikan pada 10 Juli 1916 melalui musyawarah ulama di Menes.
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Unsur kebudayaan yang selanjutnya adalah sistem peralatan hidup dan teknologi. Peralatan hidup pada masa lalu bagi petani masih terbatas pada alat-alat gali dan lain-lain termasuk pemanfaatan hewan sebagai sumber energi. Teknologi pelayaran masih memanfaatkan energi angin yang karenanya berkembang pengetahuan ramalan cuaca secara tradisional, misalnya dengan memanfaatkan tanda-tanda alam. Demikian pula teknik pengolahan logam, pembuatan bejana, dan lain-lain, memanfaatkan energi alam dan manusia. Namun tentu saja di masa kini secara struktural mengalami perubahan tetapi secara fungsional mungkin tetap. Seperti alat-alat gali tradisional terganti oleh bor serta sekop, energi angin dan arah bintang atau suhu air laut untuk berlayar terganti oleh kompas, hewan-hewan yang digunakan untuk bertani terganti oleh traktor, hewan-hewan yang digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya terganti oleh alat transportasi seperti motor, mobil, kereta, dan lain-lain.
Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
Unsur kebudayaan selanjutnya adalah mata pencarian dan ekonomi. Sistem mata pencarian di wilayah Banten dari hasil bumi menampilkan adanya pertanian dan perladangan, dan nelayan. Banten juga kaya akan pantai, hal ini membuat adanya mata pencarian di bidang pariwisata. Orang-orang yang tinggal di dekat pesisir pantai memiliki pekerjaan seperti jasa peminjaman tikar, jasa peminjaman gubug atau gazebo, jasa peminjaman papan seluncur, adanya villa atau penginapan atau cottage, dan adanya warung-warung kecil yang menjual aksesoris atau baju ataupun makanan. Banten juga dikenal dengan perindustriannya, banyaknya pabrik-pabrik industri kimia seperti PT. Chandra Asri Petrochemical, PT. Krakatau Steel, PT Asahimas Chemical, dan juga PT. Gajah Tunggal Tbk.
Posisi strategis Provinsi Banten yang merupakan gerbang barat Pulau Jawa, berada dekat dengan perlintasan pelayaran internasional, serta berbatasan langsung dengan pusat pemasaran nasional yaitu DKI Jakarta membuat kegiatan ekspor dan impor di Provinsi Banten berjalan dengan baik.
Menurut data milik BPS Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp547.483,-/kapita/ bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp395.258,- (72,20 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp152.225,- (27,80 persen). Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Banten memiliki 4,89 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.677.192,-/rumah tangga miskin/bulan. Persentase penduduk miskin di Provinsi Banten pada September 2021 sebesar 6,50 persen, menurun 0,16 persen poin terhadap Maret 2021 dan juga menurun 0,13 persen poin terhadap September 2020. Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 852,28 ribu orang, menurun 15,00 ribu orang terhadap Maret 2021 dan menurun 5,36 ribu orang terhadap September 2020 menandakan sistem perekonomian di Provinsi Banten semakin stabil setiap tahunnya sejak adanya pandemi covid.
Sistem religi
Unsur kebudayaan yang selanjutnya adalah religi. Di Provinsi Banten ada sebanyak 11,12 juta jiwa (94,82%) atau mayoritas penduduk Provinsi Banten beragama Islam, banyaknya masjid-masjid yang terdapat di wilayah Banten. Ada juga yang menganut agama Sunda Wiwitan dan juga Agama Kristen.
Kesenian
Kita sudah sampai pada unsur kebudayaan yang terakhir, yaitu kesenian. Kesenian di Provinsi Banten sendiri sangat beragam. Mulai dari Suku Baduy sendiri serta rumah adatnya. Rumah adat Baduy memiliki desain yang sederhana dengan bentuk dasar rumah panggung yang tak terlalu tinggi. Keunikan dari rumah adat Baduy adalah penggunaan batu kali sebagai komponen penyangga.
Gambar 1: Rumah adat Suku Baduy
Provinsi Banten juga memiliki kain batiknya tersendiri. Ciri khas dari kain batik Banten adalah warna batik cerah tetapi tidak mencolok (lembut), motifnya berukuran besar, bergaris tebal, isen-isen kasar, menggunakan metode cap, pola yang digunakan adalah pengulangan, dan corak berkaitan dengan Kesultanan Banten. Batik Banten memiliki keunikan yaitu hampir seluruh motif yang ada berkaitan erat dengan benda kuno pada masa Kesultanan Banten, cenderung berwarna abu-abu muda. Konon, warna ini menunjukkan karakter orang Banten yang berkemauan keras, memiliki banyak ide dan cita-cita, temperamental, dan sederhana.
Gambar 2: Batik Banten
Dan juga kesenian lainnya seperti Seni Debus Surosowan, Seni Debus Pusaka Banten, Seni Rudat, Seni Terbang Gede, Seni Patingtung, Seni Wayang Golek, Seni Saman, Seni Sulap-Kebatinan, dan lain-lain.
Gambar 3: Kesenian Debus Banten
Sumber Referensi
https://banten.bpk.go.id/pemerintah-daerah/provinsi-banten-2/
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/313
http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/128
https://penghubung.bantenprov.go.id/PotensiInvestasi/topic/82
https://www.bantenprov.go.id/profil-provinsi/kebudayaan
Komentar
Posting Komentar