Tujuh unsur kebudayaan manokrawi
Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah pulau papua atau bagian paling timur wilayah papua milik indonesia. Belahan timurnya merupakan negara papua Nugini. Provinsi papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencangkup seluruh wilayah pulau papua.
Bahasa
Bahasa yang dipakai suku Afrak : bahasa Hattam, bahasa hattam Moiley, bahasa Sougbh, bahasa Sougbh Bohon dan bahasa meiyah.
Papua ini banyak sekali bahasa daerah berkembang pada suatu golongan yang ada. Berbagai bahasa menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi dalam satu suatu golongan dengan golongan lainya, karena disetiap daerah memiliki bahasa yang berbeda, oleh karena itu, bahasa yang dipakai oleh masyarakat papua sampai pedalaman adalah bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatuan masyarakat papua.
Sistem pengetahuan
Pandangan orang afrak terhadap alam tidak jauh dari interaksinya dengan lingkungan alam, contohnya pengetahuan akan musim hujan dan musim panas ditiap tahun, Musim panas terjadi pada bulan juni, juli, agustus dan desember lalu musim panas terjadi pada bulan September dan oktober. Suara burung bila terdengar dihutan atau disekitar lingkungan rumah pertanda bahwa akan terjadi sesuatu, contohnya bairesmoub ketika orang mendengar suara burung ini menangis dia akan merasa sedih karna keluarga-nya ada yang meninggal.
Pengetahuan untuk pengobatan, orang afrak ketika sakit, mereka memanfaatkan alam tumbuh-tumbuhan sebagai sumber obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan penyakit
Sistem organisasi kemasyarakatan
Kesatuan sosial terkecil pada orang arfak yaitu keluarga luas yang mendiami satu rumah (tumitsen). Keluarga Luas terdiri dari Keluarga ayah dan keluarga dari anak yang sudah kawin. Namun ada juga keluarga batih yang mendiami satu rumah, yang terdiri dari suami istri dan anak-anak mereka.
Kekerabatan orang arfak sangat kerat dan memang suda menjadi tradisi turun temurun dari moyang, apabila dalam kehidupan sehari-hari terjadi permasalahan atau perkara perzinahan, perkawinan atau bahkan pembunuhan. Yang akan menimbulkan tuntutan maka keluarga yang dituntut akan mengadakan kekompakan bersama kerabat-kerabat-nya mengumpulkan uang, harta benda sesuai barang yang diminta untuk dibayar dan membuat penyelesaian.
Organisasi sosial pada orang arfak yaitu lembaga adat yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang mempunyai keunggulan dan pengaruh besar ditengah kehidupan masyarakat
Bagi orang arfak kepala suku merupakan figure yang mendapat legitimasi dari masyarakat bawah Karena mereka memiliki Kekayaan seperti barang barang tradisional maupun modern.
dia juga dapat menjalankan fungsi Bank bagi banyak
orang yang tergantung pada mereka untuk membayar denda-denda dan kewajiban dalam perkawinan
kepemimpinan adat saat ini telah dipengaruhi oleh kemimpinan pemerintahan yang kemudian membuat semakin melemahnya kepemimpinan adat, kepemimpinan yang ideal itu diharapakan bila kedua jenis kepemimpinan itu diterapkan secara adil dan saling bekerja sama dalam kehidupan masyarakat.
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Peralatan dan perlengkapan dapur, suku arfak sebelum mengenal alat untuk memasak seperti korek api, minyak tanah, kompor, belanga, piring, sendok dan kwali. Mereka hanya hidup dengan memanfaatkan alam dengan menggunakan kulit kayu, bambu dan daun pilihan sebagai alat untuk memasak sedangkan alat untuk membuat api dengan cara percikan nyala api dimunculkan terlebih dulu dari bulu dan sabuk pohon enau, batu dan bambu kering yang saling digesekan setelah menyala barulah ditaruh kayu bakar (kering) agar supaya nyala apinya bertambah besar untuk memasak.
Alat transportasi untuk berpindah tempat ataupun perdagangan bagi suku arfak hanyalah jalan kaki sebelum diperkenalkan penduduk luar untuk memakai mobil, motor, dan perahu dayung ataupun jonson bagi mereka dipesisir pantai.
Tempat berlindung dan perumahan, orang arfak apabila turun hujan mereka berteduh ke pohon-pohon besar atau batu besar untuk berlindung. Rumah tradisional suku arfak adalah rumah kaki seribu kalau dalam bahasa hatam menyebutnya mod aki aksa atau igjoe. Rumah kaki seribu merupakan rumah adat suku arfak bahan-bahan-nya terbuat dari kayu, kulit kayu dan batang pohon untuk penyangga dan dinding, tali rotan untuk mengikat dan atapnya menggunakan rumput alang-alang, daun sagu dan daun nibun.
Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
Mata pencaharian dilakukan dengan beberapa cara yaitu, bertani, beternak, berburu, menangkap ikan, memetik sagu dan lain-lain. Jenis tanaman yang ditanam selain pisang dan keladi adalah petatas, singkong, papaya dan sayur-sayuran (terutama bayam dan Gedi) serta jagung, kacang tanah, dan tebu. tidak hanya itu bagi mereka yang tinggal di pegunungan Arfak, mereka juga menanam jenis tanaman dengan kualitas tinggi seperti kentang, wortel, bawang, kol, seledri, buncis dan sawi yang dibawa dari luar, sejak 1950-an. Sebelum mengenal uang sebagai alat tukar, Perdagangan mereka pada jaman dulu dilakukan dengan cara barter atau tukar menukar. Dimana hasil dari mata pencarian atau perhiasan berupa harta benda mereka, itu ditukarkan dengan barang-barang yang di miliki oleh orang lain sesuai kesepakatan bersama, Namun dalam perkembangan ketika mereka sudah mengenal uang sebagai alat tukar, kini hasil-hasil dari mata pencarian mereka itu dijual untuk memperoleh uang guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari via perdagangan pasar.
Sistem religi
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku. Orang Arfak juga yakin bahwa untuk memperoleh kesuburan pada pertanian, hanya diperoleh dari dewa bereytow (dewa bulan purnama) yang memberikan kesuburan pada tanaman. Suku arfak juga yakin bahwa alam sekitar lingkungan tempat mereka tinggal ada berbagai macam roh mahkluk halus, yang baik maupun yang jahat. Oleh karena itu mereka perlu untuk tetap menjaga dan memelihara hubungan baik dengan roh-roh itu dengan memberikan berbagai macam sajian pada berbagai rangkaian upacara peribadahtan adat
Dalam tatanan kehidupan masyarakat arfak saat ini, mereka tidak boleh menerima pemberian dari orang yang telah membunuh keluarga kita, entah itu berupa makanan ataupun uang untuk digunakan sebab menurut keyakinan orang arfak, roh dari keluarga kita yang meninggal akan datang membutakan mata kita atau membuat kita sakit dan perut besar. Selain itu Masyarakat arfak juga meyakini bahwa orang yang meninggal Rohnya masih melayang-layang dan tinggal bersemayam di alam semesta, tempat lingkungan mereka berada. Salah satu contohnya adalah mereka yang tinggal di pegunungan arfak percaya bahwa roh orang meninggal semuanya berada di sensenemes atau Gunung Maut.
Kesenian
Ekspresi kebudayaan arfak dalam seni adalah bernyanyi dan berdansa. Dansa atau lebih akrab dikenal dengan sebutan tarian tumbuh tanah. Tarian tumbuh tanah merupakan tari-tarian tradisional dari suku besar arfak yang masih ada sejak dahulu hingga saat ini.
Tarian ini melibatkan semua lapisan masyarakat dari satu kampung maupun kampung-kampung terdekat disekitarnya. yang artinya itu di ikuti oleh mereka yang sudah berusia tua maupun muda, baik pria maupun wanita.
Tarian tumbuh tanah ketika diperagakan formasinya hampir menyerupai ular yang sedang melilitkan tubuhnya dipohon sehingga orang menyebutnya tarian ular. Tarian ini hanya dilakukan dalam acara-acara penting, misalnya untuk menyambut kedatangan tamu, merayakan pesta perkawinan, merayakan kemenangan terpilihnya seorang pemimpin, dan pesta makan dalam rangka menjalin hubungan kekeluargaan yang terkadang menjadi ajang dalam mencari jodoh
suku Arfak menyebut tarian ini dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan bahasanya sendiri-sendiri, salah satu contohnya suku Hattam yang menyebutnya dengan nama Ibihim dan suku Sough yang menyebutnya dengan nama Manyohora.
http://cerynaf.blogspot.com/2019/11/7-unsur-kebudayaan-papua-cerynaf.html?m=1
http://cindysetiawan.blogspot.com/2010/03/cultural-anthropology-etnografi-papua.html?m=1
https://laolao-papua.com/2021/11/22/mengenal-asal-usul-dan-kebudayaan-masyarakat-suku-arfak/
http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-religi-masyarakat-ambon.html?m=1
Komentar
Posting Komentar