SURAKARTA

 


Sala atau yang lebih dikenal dengan Solo adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karangayar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini termasuk kota terbesar ketiga di pulau Jawa dan merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.

A. BAHASA

Kota Surakarta atau Solo menggunakan bahasa Jawa Surakarta alias Dialek Mataram atau Bahasa Jawa Joglosemar yang diucapkan di daerah Karesidenan Surakarta dan Kedungsepur di provinsi Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. PENDIDIKAN

Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 68.153 siswa dan 869 sekolah di Surakarta, dengan perincian: 308 TK/RA, 292 SD/MI, 97 SMP/MTs, 56 SMA/MA, 46 SMK, 54 PT, dan 16 sekolah lain. Di bidang pendidikan ini pula, selain terdapat sekolah-sekolah formal, juga terdapat lembaga penyelenggara pendidikan non formal, yaitu Lembaga Pendidikan Belarina Privat yang membuka kursus bimbingan belajar. Di Surakarta terdapat dua universitas besar, yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS),keduanya memiliki lebih dari 0 mahasiswa aktif dan termasuk katagori 50 universitas terbaik di Indonesia. Demikian pula terdapat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Selain itu terdapat 52 universitas swasta lainnya seperti Unisri ( Universitas Slamet Riyadi ), Universitas Tunas Pembangunan, Universitas Setia Budi, STIKES Muhammadiyah, Universitas Islam Batik, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Surakarta dll. Surakarta juga kini menjadi tempat tujuan studi para lulusan SMA dari seluruh Indonesia.

C. SISTEM ORGANISASI KEMASYARAKATAN

Ada beberapa organisasi yang ada di Surakarta yaitu:

1. Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) merupakan satu organisasi sosial kemasyarakatan di Solo yang berasal dari gabungan enam organisasi Tionghoa. 

2. SPEK-HAM atau Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia merupakan sebuah organisasi nirlaba dan nonpartisan yang berpusat di Kota Solo, Jawa Tengah. SPEK-HAM merupakan perkumpulan yang didirikan aktivis gerakan mahasiswa dan aktivis organisasi sosial dengan menjujung sifat-sifat pluralis dan berkomitmen pada penegakan Hak Asasi Manusia khususnya Hak Asasi Perempuan.

3. Gita Pertiwi adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri pada kegiatan pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat. Berdiri pada tanggal 21 desember 1991 di Surakarta, dengan Akte Notaris Nomor 64 Kantor Notaris Tjondro Santoso, SH. Disyahkan oleh Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 05 Tahun 1991 dengan nama Yayasan Gita Pertiwi Ecological Studies Programme.

D. SISTEM MATA PENCAHARIAN dan SISTEM EKONOMI

Industri batik menjadi salah satu industri khas Surakarta. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Perdagangan di Surakarta berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan.

Pusat bisnis kota Surakarta terletak di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini, termasuk Graha Soloraya, Loji Gandrung (rumah dinas wali kota). Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup bagi kendaraan bermotor, untuk digunakan sebagai ajang Solo Car Free Day, sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Surakarta antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP), Singosaren Plaza, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), Hartono Mall Solo Baru, Pusat Perbelanjaan Luwes (Ratu Luwes, The Park Mall, Transmart, Sami Luwes, Luwes Sangkrah, Luwes Gading, Luwes Nusukan, Luwes Mojosongo, Luwes Palur), dan Palur Plaza.

Surakarta memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar antara lain Sritex, Konimex, dan Jamu Air Mancur. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri Palur. Industri batik juga menjadi salah satu industri khas Surakarta.

E. SISTEM RELIGI:

Bangunan ibadah bersejarah di Surakarta beragam, yang mencerminkan keberagaman kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Surakarta, mulai dari masjid terbesar dan paling sakral yang terletak di bagian barat Alun-alun Utara Keraton Kasunanan, Surakarta, yaitu Masjid Agung Surakarta.

Masjid Laweyan yang merupakan masjid tertua di Surakarta, Gereja St. Petrus di Jl. Slamet Riyadi, Gereja St. Antonius Purbayan, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie, Vihara Am Po Kian, dan Sahasra Adhi Pura.



F. KESENIAN

1. Pernikahan

Pernikahan adat Jawa - Surakarta memiliki tata cara yang khas. Dalam keluarga tradisional, upacara pernikahan dilakukan menurut tradisi turun-temurun yang terdiri dari banyak sub-upacara.

2. TARIAN

Surakarta memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya (Ketawang, Dorodasih, Sukoharjo, dll.) dan Srimpi (Gandakusuma dan Sangupati). Tarian ini masih dilestarikan di lingkungan Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran sebagai pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan Jawa. Tarian seperti Bedhaya Ketawang misalnya, secara resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Surakarta sebagai pemimpin Kota Surakarta.


3. Tradisi

a. Sekaten

Sekaten merupakan agenda tahunan Solo yang digelar menjelang Maulid Nabi Muhammad. Sekaten adalah salah satru tradisi Keraton Solo yang dilestarikan hingga sekarang. Perayaan sekaten biasanya dimeriahkan pasar malam selama beberapa pekan.

Gamelan Sekaten diusung dari Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Masjid Agung, Sabtu (2/11/2019). (Solopos-Mariyana Ricky P.D.)

b. Sadranan

Tak hanya masyarakat Solo, penduduk di Jawa juga mengenal tradisi Sadranan atau akrab dikenal Ruwahan. Ritual ini digelar masyarakat menjalang bulan Ramadan, yaitu tepat pada Sya'ban. Pada bulan ini masyarakat berdoa kepada leluhur yang telah meninggal dunia agar diampuni dosa-dosanya, diterima amal baiknya, dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.

Warga mengikuti acara sadranan di Makam Mbah Bonang Moren, Desa Baturan, Colomadu, Karanganyar, Minggu (29/5/2016). (Iskandar/JIBI/solopos)

4. Makanan khas Surakarta

1. Nasi Liwet Nasi liwet: biasanya disajikan di atas daun pisang. Kota Solo identik dengan makanan yang satu ini. Makanan Khas Solo ini bisa ditemui hampir di setiap sudut kota tersebut.

2. Sambal goring labu siam: Mengunjungi Kota Solo, kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi nasi liwet yang di dalamnya di sajikan pula sambel goreng labu siap. Keberadaannya bakal membuat lidah kita semakin asyik merasakan kuliner nasi liwet.


3. Tengkleng: Makanan yang berbahan dasar jeroan daging kambing ini punya rasa yang lezat. Tengkleng menjadi salah satu kuliner terkenal asal Kota Solo.

4. Krengsengan: Memiliki tampilan mirip semur daging, krengsengan bisa dijadikan sebagai salah satu menu kuliner yang disantap ketika berada di Solo. Makanan khas Solo ini dibuat dari daging kambing dan biasa disajikan dengan petis.

*




SUMBER:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta#Nama

http://www.yis.or.id/?section=menu&id=7&submenu=1143

https://solo.tribunnews.com/2019/02/14/mengenal-perkumpulan-masyarakat-surakarta-pms-organisasi-sosial-kemasyarakatan-di-kota-solo?page=2

https://www.solopos.com/ritual-di-solo-yang-masih-legendaris-hingga-sekarang-1071033



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur Kebudayaan Kota Ambon

MENGENAL KERAGAMAN DAN KEBUDAYAAN DI NTT (Nusa Tenggara Timur)