Keberagaman Budaya Melayu Jambi
Halo! Perkenalkan nama saya Raysa Khairunisa Amalia, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang Keberagaman Provinsi Jambi. Mari simak penjelasannya.
Jauh sebelum abad masehi etnis melayu setelah mengembangkan suatu corak kebudayaan melayu pra sejarah di wilayah pengunungan dan dataran tinggi. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu pra sejarah adalah suku Kerinci dan suku Batin. Orang kerinci di perkirakan telah menepati caldera danau kerinci sekitar tahun 10.000 SM sampai tahun 2000 SM. Suku Kerinci dan termasuk juga suku Batin adalah suku tertua di Sumatera. Mereka telah mengembangkan kebudayaan batu seperti kebudayaan Neolitikum.
Kehadiran agama buda sekitar abad 4 M telah mendorong lahir dan berkembangnya suatu corak kebudayaan buddhis. Kebudayaan ini di identifikasikan sebagai corak kebudayaan melayu kuno. Masyarakat pendukung kebudayaan melayu buddis yang masih ada di Jambi adalah suku anak dalam (kubu). Namun peningalan momental kebudayaan melayu Buddishis adalah bangunan candi-candi yang tersebar dikawasan daerah aliran sungai (DAS) batanghari, salah satu di antaranya ialah situs candi muara Jambi. Pada masa kebudayaan buddhis sedang mengalami kemunduran sekitar abad 11-14 M, maka bersamaan waktunya di daerah jambi mulai berkembang suatu corak kebudayaan islam. Kehadiran Islam diperkirakan pada abad 7 M dan sekitar abad 11M Islam mulai menyebar ke seluruh lapisan masyarakat pedalaman Jambi. Dalam penyebaran Islam ini maka pulau berhala dipandang sebagai pulau yang sangat penting dalam sejarah Islam di Jambi. Karena sejarah mencatat bahwa dari pulau berhala itulah agama Islam disebarkan keseluruh pelosok daerah Jambi.
Bahasa
Di Provinsi Jambi, terdapat 7 jenis bahasa yang digunakan oleh penduduknya, yaitu bahasa Bajau Tungkal Satu, Banjar, Bugis, Jawa, Kerinci, Melayu, dan Minangkabau. Tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat bahasa yang belum terpetakan karena melihat dari luas wilayah, batas wilayah, sejarah, hingga perkembangan Provinsi Jambi. Bahasa-bahasa yang ada di daerah Jambi sejalan dengan penyebaran penduduknya, sehingga bahasanya ditemukan pada daerah tertentu dan memiliki ciri khas dialeknya masing-masing.
Kesenian
Kesenian bagian yang penting dari kebudayaan. Bahkan, ada anggapan apabila berkesenian sudah melaksanakan kebudayaan. Oleh karena itu, banyak kalangan melestarikan kebudayaan adalah dengan jalan melestarikan bidang kesenian saja. Hal itu sebenarnya tidaklah benar, namun tidak pula sepenuhnya salah. Kesenian memang merupakan bagian kebudayaan yang langsung dapat dinikmati dan masing masing kebudayaan memiliki corak khas dalam berkesenian.
Tarian Daerah
Ini dia beberapa Tarian Daerah Jambi: ada Tari Sekapur Sirih, Tari Liang Asak, Tari Kisan, Tari Rentak Besapih, Tari Selampit Delapan, Tari inai, Tari Kubu, Tari Tauh, Tari Rangguk, Tari Nitih Naik Mahligai, dan Tari Serengkuh Dayung.
Baju Adat
Baju kurung tanggung merupakan pakaian adat Jambi yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan Jambi untuk acara pernikahan. Ciri khas dari pakaian ini mengedepankan motif yang terdiri dari pucuk rebung, bunga melati, dan bunga tagapo. Motif tersebut berhiaskan sulaman emas yang menyimbolkan kekayaan tanah Melayu.
Senjata Tradisional
Masyarakat Jambi memiliki lima senjata tradisional khas daerah itu yang sekaligus menjadi identitas daerah itu yang mendapat pengaruh dari budaya suku Melayu, kerinci, suku anak dalam, kubu dan batin. Pengaruh budaya Melayu dan Sriwijaya begitu kuat terhadap perkembangan senjata tradisional di Jambi yang sebelumnya memiliki banyak jenis senjata, namun yang dominan adalah lima jenis yakni Badik Tumbuk Lada, Keris, Sumpit, Tombak dan Pedang.
Makanan Daerah
Berwisata kuliner di kota seluas 305,38 km persegi bisa membuat perut kenyang dan menambah pengalaman baru untuk mereka yang baru pertama kali mengunjungi Jambi. Jika kamu berniat untuk mengunjungi kota Jambi, maka jangan sampai melewatkan kekayaan kuliner khas Jambi yang terkenal enak. Makanan kulinernya sangat banyak yaitu ada; Tempoyak, Kue Padamaran, Daging Masak Hitam, Nasi Gemuk, Bolu Kojo, Mie Celor, Kue Gandus, Kue Putri Kandis, Kue Kubang Boyo, Kue Muso, Rambutan Goreng, Gulai Tepek Ikan, Gulai Terjun, Kerutup Ikan, Sup Tulang dan Tulang Bakar.
Sistem Pengetahuan
Sebagai masyarakat Indonesia pendidikan Islam, dengan seiringnya perkembangan Islam di Nusantara bukan lagi sesuatu yang asing lagi apalagi di wilayah Kota Jambi. Dengan agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad SAW, dakwah adalah salah satu tempat penyaluran pendidikan pada saat itu. Pada awal kedatangan Islam di Jambi sistem pendidikan hanya sebatas ajaran-ajaran tentang keimanan saja.
Tempat pendidikan pada awal Islam datang bertempat di Langgar/surau/Masjid, dengan seiring perkembangannya kemudian disusul lah dengan berdiri nya Pesantren di Kota Jambi. Adapaun materi – materi pokok yaitu tentang Al-Qur’an dan masalah tentang praktik keibadahan (Fiqih) dan ilmu-ilmu Keislaman yang lainnya.
Dengan pesatnya perkembangan Islam di bagian Jambi Sebrang/ sekitar wilayah Kota Jambi dengan besar pengaruh ke-Islam-an masyarakat Jambi maka didirikanlah dan perkenalkanlah Madrasah pada tahun 1905 1930-an. Pada saat itu inilah berbagai macam macam nam tempat pendidikan Islam di sekitar Kota Jambi, yang terletak di Jambi Sebrang Sebalah Utara yaitu Madrasah Nurul Islam yang berada di Tanjung Pasir, Nurul Iman berada di Ulu Gedong, Madrasah Jauharain dan Sa’adatut Darain di daerah Tahtul Yaman.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan adalah pengelompokan orang-orang dalam suatu masyarakat dan hubungan antara individu baik dalam kelompok yang sama maupun antara kelompok yang berbeda. Pengelompokan masyarakat yang paling terlihat di Kota Jambi adalah kelompok masyarakat asli, yaitu kelompok masyarakat yang berasal dari seberang Kota Jambi dan masyarakat pendatang yang merupakan masyarakat yang berasal dari luar wilayah awal pertumbuhan Kota Jambi. Masyarakat pendatang terkemlopokan lagi menjadi kelompok pendatang Tionghoa dan kelompok non Tionghoa.
Sistem Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Jambi pada tahun 2014 adalah sebesar 6,64% Pertumbuhan terjadi pada sektor penyediaan Akomodasi dan makan minum yaitu sebesar 16,24% sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada sektor jasa pendidikan yaitu sebesar 0,51 % jika di tinjau menurut lapangan usaha, laju pertumbuhan Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi Tahun 2014. Tetap di dominasi oleh usaha yang berkaitan dengan Aktivitas Perkotaan. Lapngan uasaha yang tumbuh di atas rata rata pertumbuhan PDRB adalah sektor penyediaan Akomodasi makan dan minum (16,24 %) Jasa kesehatan kegiatan social (12,96%) pengadaan listrik dan gas (9,61%) Transportasi dan pergudangan besar dan eceran Reparasi mobil dan sepeda motor (8,76%) Administrasi Pemerintahan, pertahanan, dan jaminan social wajib (7,00%) dan informasi dan komunikasi (6,95%).
Sistem Religi
Islam adalah agama mayoritas di Jambi, oleh karena itu, dalam perkembangan kebudayaan Jambi, islam memberi pengaruh yang kuat. Sejarah masuknya Islam di Jambi tidaklah tunggal. Teori islam berasal dari Arab, Teori Persia dan Teori India bahkan Hadratul Maut, Yaman menjadikan wacana tentang masuknya Islam di Jambi menjadi kaya. Bahkan tutur di Tengah masyarakat juga menyebutkan Islam berasal dari Turki.
Mengikuti jejak Snouck Hurgronje, Islam masuk ke Indonesia pada abad XII – XIII. Masuknya islam setelah runtuhnya kerajaan Hindu terutama di Pantai Timur Sumatera. Sebelumnya hubungan dagang antara Kerajaan-kerajaan yang beragama Hindu mengadakan hubungan dagang baik dengan pedagang India Jambi selain dipengaruhi perdagangan dalam alur Selat Malaka, bergantiannya sistem pemerintahan juga dipengaruhi agama. Sebelum kedatangan Islam (banyak versi. Ada menyebut kedatangan Islam abad XII. Namun ada yang menyebutkan abad XVII), pengaruh Budha dan Hindu mendominasi kehidupan masyarakat.
Sumber :
https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/05/kebudayaan-provinsi-jambi.html?m=1
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/kesenian-masyarakat-melayu-jambi/
https://jambi.antaranews.com/berita/324462/lima-senjata-tradisional-jambi
https://www.sman1muarojambi.sch.id/read/8/15-makanan-khas-jambi
https://www.jernih.id/sejarah-singkat-pendidikan-islam-di-kota-jambi-1930-1945
https://law.unja.ac.id/adat-melayu-jambi-dalam-arus-globalisasi/
Komentar
Posting Komentar