ANALISIS KEBERAGAMAN BUDAYA DI MANADO
Hai teman-teman di sini aku akan mengajak kalian belajar mengenali keberagaman budaya di Indonesia, nah… sekarang aku akan kenalin kalian kebudayaan yang ada di Manado. Sebelumnya, aku kasih tau dulu nih kalau Kota Manado adalah kota terbesar di Provinsi Sulawesi Utara yang juga merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Masyarakat Manado dikenal ramah dan terbuka bagi siapa saja yang ditemuinya. Si Tou Timou Tumou Tou yang berarti “Manusia Hidup Untuk Menghidupkan Manusia Lain” merupakan semboyan Kota Manado yang menjadi falsafah hidup masyarakatnya. Dalam ungkapan bahasa Manado, seringkali semboyan itu dikatakan “Baku Beking Pande”.
Masyarakat Manado terdiri dari bermacam-macam suku, etnis, bahasa, dan agama sehingga disebut masyarakat multietnik atau multikultur. Artinya setiap kelompok etnik selalu terdapat mosaik budaya yang masih hidup dan berkembang di lingkungannya. Sekarang kita kenali unsur-unsur kebudayaan Manado yuk!
1. Bahasa
Dalam hidup harian, suku Minahasa biasa menggunakan bahasa Indonesia yang dipadukan dengan logat Melayu Manado atau yang disebut bahasa Melayu Manado. Bahasa ini adalah bahasa umum yang dipergunakan dalam komunikasi antar orang-orang dari sub-sub etnik Minahasa maupun dengan penduduk dari suku-suku bangsa lainnya. Di daerah perkotaan, orang memakai Melayu Manado sebagai bahasa ibu, menggantikan bahasa pribumi Minahasa. Pengaruh Melayu Manado ini juga sudah mulai terlihat di desa-desa. Generasi terakhir sudah kurang mengetahui bahasa pribumi mereka. Proses indigenisasi Melayu Manado ini berlangsung dengan pesat dan membentuk suatu ciri identitas etnik dan bagian dari sistem budaya Minahasa.
Mengenai bahasa pribumi, di Minahasa terdapat 8 bahasa sesuai dengan jumlah sub etnik suku Minahasa, yakni bahsa Tombulu, Tonsea, Tondano (Toulour), Tontemboan, Tonsawang, Pasan (Ratahan atau Bentenan), Ponosakan, dan Bantik. Ketiga yang terakhir ini dekat dengan bahasa Sangir-Talaud, sedangkan lima bahasa yang besar lainnya berasal dari satu rumpun, yaitu Proto
Minahasa.
Bahasa Tontemboan kini mempunyai pengguna terbanyak, diikuti dengan bahasa Tombulu, Tondano di posisi ketiga dan kemudian Tonsea. Dahulu bahasa Tombulu dipakai dalam nyanyian, puisi, doa dan peribahasa di seluruh Minahasa, tetapi sekarang ini jumlah pemakainya sudah berkurang dan kenyataan membuktikan bahwa banyak orang Tombulu tidak lagi menggunakannya. Sebaliknya, bahasa Tonsea dan Tontemboan kini sedang naik pamor dan dipakai secara aktif dan terbuka di muka umum.
Kata somo, pang, pangba, pe, akang, ada dan kase, adalah sejumlah kata ajaib khas bahasa daerah ini. Ba, ma, ta dan ka, adalah awalan dalam bahasa daerah Manado. Contohnya, somo makan, yang berarti sudah mau makan.
2. Sistem Pengetahuan dan Pendidikan
“Sulut berada di nomor dua dari belakang untuk kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar Vonnie Panambunan saat Debat Kandidat Pemilihan Gubernur 2020.
Benar gak sih kualitas pendidikan di Sulut jeblok? Dan apakah benar kualitas pendidikan Sulut nomor dua paling belakang?
Kemungkinan besar yang dimaksudkannya adalah hasil UNBK SMA Tahun 2019 yang menempatkan Sulut berada di urutan 32 dari 34 provinsi dan SMK di urutan 31 secara nasional.
Berdasarkan data Rapor Mutu 2019, dapat disimpulkan yang pertama, SMA semasa ditangani oleh pemerintah kabupaten dan kota (2016), justru angkanya di bawah standar. Dengan bahasa lain, kualitas pendidikan rendah atau jeblok. Kedua, Sejak ditangani oleh pemerintah provinsi, angkanya berangsur naik dari tahun ke tahun. (2017-2019). Dengan kata lain, mutu pendidikan makin meningkat. Ketiga, Pada tahun 2019, angkanya naik signifikan. Rata-rata Rapor Mutu atau kualitas pendidikan dapat dikatakan sangat baik karena telah berada di kategori paling tinggi yakni SNP. Selain itu, jumlah sekolah (SMA) yang berada di kategori atas (Menuju SNP 4 dan SNP) dari tahun ke tahun bertambah. Pada tahun 2016, hanya 27 SMA yang masuk kategori SNP 4. Sedangkan pada tahun tahun 2019, mengalami peningkatan tajam menjadi 109 SMA. Bahkan pada tahun 2016, saat SMA ditangani oleh kabupaten dan kota, tidak ada satupun SMA yang berada di kategori SNP. Nanti pada tahun 2019, SMA yang masuk kategori SNP sebanyak 46. Itu berarti nanti di tangan pemerintah provinsi, kualitas pendidikan atau rapor mutu SMA meningkat tajam dan berhasil menempatkan 46 SMA di kategori paling tinggi atau telah mencapai Standar Nasional Pendidikan.
Nah, dari data tersebut kita jadi tahu bahwa kualitas pendidikan (SMA) Sulut pada tahun 2019 tidak jeblok. Justru sebaliknya berprestasi. Tidak hanya SMA, rapor mutu SMK juga tidak jauh berbeda. Bahkan angkanya relative lebih tinggi dibandingkan SMA.
3. Sistem Organisasi Masyarakat
Guna mempermudah melacak legalitas badan hukum Organisasi Masyarakat dan kegiatannya di daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Daerah menawarkan Inovasi Aplikasi berbasis teknologi digital yang dinamai SI POMAS (Sistem Informasi Pelayanan Organisasi Kemasyarakatan).
“Sistem layanan digital ini menggantikan sistem layanan manual. Sistem layanan ini terintegrasi, cepat dan tepat waktu untuk layanan Pendaftaran, Pendataan dan Pelaporan Ormas, LSM, Yayasan dan Organisasi lainnya,” kata Johnny Suak SE MSi, salah satu peserta Expo Aksi Perubahan tahun 2021.
Layanan Online ini menggantikan layanan manual dan terjangkau bagi pengurus Ormas di Wilayah Sulut. Diketahui, dasar hukumnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan Pemendagri No 57 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Pengelolaan Sistem lnformasi organisasi kemasyarakatan serta program Pemprov Sulut digital government.
4. Sistem Teknologi
Hidup di era globalisasi, penguasaan informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian dari kebutuhan umat manusia di seluruh dunia, agar mampu bersaing dan tidak ketinggalan informasi. Guna mewujudkan Indonesia yang maju dan moderen, generasi muda harus mengerti dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi secara sehat dan aman, serta dapat menjadikan sarana tersebut untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Kota Manado, tidak hanya orang dewasa saja, namun anak kecil juga sudah mampu mengoperasikan teknologi yang ada.
Biznet, yang merupakan perusahaan infrastruktur digital terintegrasi di Indonesia, menghadirkan layanan Internet untuk segmen bisnis dan retail untuk warga Manado yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi kebutuhan akan koneksi Internet yang cepat dan berkualitas untuk mendukung gaya hidup digital masyarakat. Kota Manado yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara ini menjadi kota pertama yang telah tercakup oleh jaringan Biznet di pulau Sulawesi, dimana saat ini proses perluasan jaringan terus berjalan untuk dapat meng cover kota-kota lainnya di pulau ini.
Peran pemerintah dalam memajukan Kota Manado selain gencar melakukan promosi dan menarik investor untuk menanamkan modal di daerah ini, pemerintah juga terus melakukan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan reklamasi boulevard yang saat ini menjadi pusat bisnis di Manado.
5. Sistem Mata Pencaharian
Pertanian merupakan mayoritas sumber ekonomi masyarakat Manado. Sudah sejak masa sebelum Perang Dunia II berkembang perkebunan rakyat dengan tanaman-tanaman industri, terutama kelapa, cengkeh, kopi, dan pala. Sekarang ini komoditi pertanian lain, yaitu coklat, vanili, jahe putih, dan jambu mente mulai digiatkan secara intensif dengan metode dan teknologi modern. Tanah pertanian – sawah atau ladang – di Minahasa dimiliki baik oleh perorangan/milik sendiri (pasini) yang diperoleh berdasarkan warisan atau pembelian maupun secara bersama (kalekeran) yang digarap secara mapalus.
Sistem bercocok tanam di ladang (uma atau kobong kering) biasanya bersifat menetap dan ditanami jagung sebagai tanaman pokok dan diselingi dengan padi ladang, sayur-sayuran, buah buahan, kacang-kacangan, umbi-umbian dan rempah-rempah.
6. Sistem Religi
Agama yang dianut adalah Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan agama Konghucu. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, jumlah persentasi penduduk yang beragama Kristen 68,27% dimana Protestan 63,06% dan Katolik 5,21%. Kemudian sebagian besar lain beragama Islam 30,84%, Budha 0,65%, Hindu 0,18% dan Konghucu 0,06%. Meski begitu heterogennya, namun masyarakat Manado sangat menghargai sikap hidup toleran, rukun, terbuka dan dinamis. Karenanya kota Manado memiliki lingkungan sosial yang relatif kondusif dan dikenal sebagai salah satu kota yang relatif aman di Indonesia. Sewaktu Indonesia sedang rawan-rawannya disebabkan goncangan politik sekitar tahun 1999 dan berbagai kerusuhan melanda kota-kota di Indonesia. Kota Manado dapat dikatakan relatif aman. Hal itu tercermin dari semboyan masyarakat Manado yaitu Torang samua basudara yang artinya "Kita semua bersaudara".
Contoh Masjid Raya Ahmad Yani Manado
7. Kesenian
o Alat musik
Alat musiK yang ada di Manado adalah kolintang. Asal usul nama kolintang sendiri berasal dari suaranya yang berbunyi tong ting tang. Lalu dalam bahasa daerah, seperti ajakan "Mari kita lakukan Tong Ting Tang" hingga ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang. Alat musik tradisional Kolintang terbuat dari kayu belar yang juga sering disebut sebagai wunut, namun seiring perkembangan zaman, Kolintang akhirnya dibuat dari kayu cempaka. Kesenian musik Kolintang asli yang merupakan kebudayaan suku Minahasa di Manado ini disajikan dalam bentuk orkes dan sudah diajarkan saat anak-anak masih duduk di bangku sekolah. Tentunya agar kesenian ini terus lestari dan dikenal oleh orang asli Minahasa sejak dini.
Sumber
https://manado.tribunnews.com/2012/05/26/teknologi-kembangkan-potensi-dan-kreativitas.
https://teknologi.bisnis.com/read/20200205/101/1197565/membuka-2020-jaringan-biznet hadir-di-kota-manado.
https://liindaadaa.blogspot.com/2013/02/unsur-unsur-kebudayaan-suku-menado.html Kebudayaan di Kota Manado | fhellaluchu (wordpress.com)
https://www.manadonews.co.id/2021/09/28/kesbangpol-sulut-hadirkan-si-pomas-melacak legalitas-badan-hukum-ormas-dipermudah/
https://www.blog.omiyago.com/view/7-tradisi-unik-suku-minahasa-di-ma
Komentar
Posting Komentar